. Kisah Cinta Jomblo dan cihuahua

Kisah Cinta Jomblo dan cihuahua

Daftar Isi



 Revisi: "Ketika Cinta Seperih Gigitan Chihuahua"

Chihuahua hanyalah ibarat, atau perumpamaan. Pernah kan lo disakitin cewek dan ngerasa perih? Nah, ini yang gue maksud—rasa sakitnya setara dengan digigit chihuahua satu kandang.

Cinta itu kadang kayak peliharaan. Kita pemiliknya, kalau ngerawatnya rajin dan benar, si chihuahua—eh, maksud gue, cinta—akan betah. Tapi jangan salah, terlalu ngerawat juga gak boleh. Soalnya, kalau terlalu baik, lo bakal denger alasan klasik:

"Maaf ya, kita putus."
"Loh, salah gue apa?"
"Kamu terlalu baik buat aku."

AHH... JEMBUT!

Gue langsung shock. Gelas yang gue pegang jatuh. Tapi gak pecah—karena nimpa kaki dia duluan. Sial, malah makin salah.

Gue lari. Gue terus berlari. Gue gak terima ini semua. Gue lari tanpa arah sampai masuk ke sebuah komplek. Gue jalan sambil nunduk, feeling kayak tokoh utama di drama Korea abis dikhianati.

"Ah, alangkah sedihnya daku kini… apakah gerangan yang lebih menyedihkan dari ini? Lebih baik sakit gigi daripada sakit hati… tapi jangan gigi gue."

Dalam hati gue mikir: kenapa harus cinta gue yang pudar? Kenapa gak yang lain aja? Kayak hutang gue, misalnya. Kan kalau hutang gue yang pudar, lebih enak!

Gue masih jalan sambil tertunduk. Kenapa harus putus hari ini? Kenapa gak tali beha dia aja yang putus, biar dia tau rasanya?

Tiba-tiba gue sadar satu hal.

"Lah... gue di mana sekarang?"

Saat gue mulai panik, ada bencong nyamperin.

"Eh cucok cin! Ini cucok ganteng juga ya, kayak artis!"
"Yang bener? Emang mirip siapa?"
"Mirip Ivan Gunawan, cyynn!"

BANGSAT. BAJINGAN. BEDEBAH.

Gue nahan emosi.

"Oh, iya… gue juga baru inget. Ternyata lo juga mirip sama pemain film."
"AHH masa sihh? Yonok eice emang mirip siapa cyynn?"
"Scooby-Doo."

Langsung aja gue lari secepat mungkin.

"WOY! TUNGGU, LOH! GUE CINCANG BADAN LOH!!!"

Anjir, suaranya berubah jadi bapak-bapak demo buruh. Dia angkat daster, copot sepatu, dan ngejar gue. Kejar-kejaran ala film India pun dimulai...

Gue lari. Gue nengok ke belakang. Bencong itu larinya lebih cepat dari yang gue kira. Kecepatan 12 km/detik.

Tiba-tiba ada benda melayang melewati kepala gue.

"UFO?!"

Gue makin panik. Gak lama, ada benda kedua yang melayang.

Setelah dicek oleh Tim UNESCO, ternyata benda itu bukan UFO, tapi… sepatu si bencong.

Akhirnya, gue lolos. Dengan badan lemes, gue berusaha menenangkan diri. Gue lanjut jalan mencari jawaban atas penderitaan ini—lah kok jadi Sun Go Kong cari kitab suci?

Gue masih ngomel:

"Tadi putus, terus dikejar preman berdaster, sekarang apalagi?!"

Tapi tiba-tiba, semangat gue tumbuh. Di depan ada cewek cakep.

Gue ingat nasihat temen gue:

"Inget, tampang aja gak cukup. Lo harus pede buat kenalan."

Dengan modal mental gratisan, gue dekati dia. Gue nyari alasan buat ngobrol.

"Permisi, Mbak..."
"Maaf, Mas. Saya gak nerima sumbangan."

-_____- !?

"Eh, maaf ya. Saya kira mau minta sumbangan, hehe."

Kami mulai ngobrol. Awalnya asik… sampe ada suara gonggongan anjing.

"Guk guk guk!"

Anjingnya kecil. Chihuahua. Gue ngeliatin sinis. Ini dia biang keladi hidup gue hari ini!

Si cewek senyum:

"Kayaknya anjing saya suka sama Mas deh."

Sesaat setelah dia ngomong gitu, gue ngerasa ada yang merhatiin dari belakang. Gue nengok…

ANJING HERDER.

MATI GUE.

Gue mulai mundur perlahan. Herder itu maju. Mata dia kayak ngomong:

"Anjing lo! Berani-beraninya lo ngedeketin pacar gue?!"

Gue jalan pelan. Si Herder tetep ngikutin. Dia mungkin lagi mikir: pantat bagian mana yang bakal gue gigit duluan?

Gue makin panik. Sampai di pertigaan jalan, gue lihat ada orang.

"Alhamdulillah, ada orang juga!"

Gue mendekat ke dia.

"Permisi, Mas… Bisa gak kita jalan bareng? Soalnya ada anjing herder ngikutin saya terus dari tadi."

"Bisa, Mas! Bisa banget malah!"

Tapi… suara orang ini gak asing.

DUAAARR!!!

GUE KETEMU SI BENCONG LAGI.

"EH, KAMU LAGI, CYYYN! Sini kita jalan berdua~"

"Jalan berdua? JIDAT LU PERSEGI EMPAT!"

Akhirnya… gue lari lagi.

Tapi kali ini gak sendirian.

Gue.
Anjing Herder.
Dan si bencong.

TAMAT.

MORAL CERITA:

Jangan terlalu baik, ntar dibilang "kamu terlalu baik buat aku."

Kalau mau kenalan sama cewek, pastikan gak ada Herder di sekitarnya.

Kalau ketemu bencong, JANGAN BAPER!



Posting Komentar