Komodo jatuh Cinta eps 68B (extrame reason)
Rumah muthiah – DETIK SETELAH JOKER DIBORGOL
Gue baru aja masukkin zip tie terakhir di tangan Joker. Muthiah masih gemetaran, Nikita sibuk nyalain kipas angin portable biar gak pingsan karena panik.
Tiba-tiba…
CIIIIIIIIITTTTTT!!!
Sebuah mobil van hitam berhenti mendadak di depan kos.
Suara ban kayak habis direm pake ijazah palsu.
Pintu belakang kebuka.
Seorang pria turun — pakai topeng badut yang beda dari Joker. Lebih serem. Lebih absurd. Matanya menyala warna ungu.
Tanpa basa-basi…
“SURPRISE, MOTHERFATHER!”
BOOM!!!
Sesuatu dilempar ke tengah ruangan.
Bom asap.
Dalam sekejap, ruangan berubah kayak warung sate pas kabut. Asap tebel. Semua orang panik. Gue reflek...
MELUK MUTHIAH.
Gue dekap dia erat.
“Tenang, aku lindungin kamu!”
Mutiah: “Ini bukan pelukan romantis yang kuinginkan, kanda!!”
Gue: “Maaf... aku terlalu insting.”
Suara gaduh. Kaca pecah.
DOR! DOR! DOR!
Anak buah Joker, berbaju hitam dan berkacamata hitam padahal gelap, nyusup masuk dan langsung nyeret Joker + Nikita!
Nikita sempat teriak:
“ADEEEEEE! INI BUKAN AKSI PENCITRAAN!! INI BENERAN PENYANDERAAN!!”
Gue langsung bangkit, nabrak kipas, kepleset lantai basah bekas teh manis tumpah, lalu...
AMBIL MOTOR MUTHIAH.
(Yang… ternyata motor listrik bentuknya kayak Vespa mainan, tapi kenceng)
“GUE KEJAR MEREKA!!”
***
JALAN RAYA – KEJAR-KEJARAN
Gue ngebut pake motor listrik sambil nerobos kemacetan. Sirene tentara portable gue nyalain: “Weeooo weeooo! Jalanin dong bos!”
Van hitam itu zigzag. Dari belakang, gue denger teriakan Nikita:
“ADEEE!!! INI BUKAN DRILL!! AKU DICULIK BENERAN WOOI!!!”
Gue ambil HT.
“Pusat! Ini Sersan Ade! Saya minta izin pengejaran! Tersangka Joker melarikan diri dan menyandera warga sipil!”
Suara dari HT:
“Dilarang melakukan aksi pengejaran.”
Gue: “APA??!! SIAPA INI?!”
“Ini Kapten Novi.”
Gue: “Kapten?! Dia nyulik orang!”
Kapten Novi (dingin banget): “Balik ke markas. Itu perintah.”
Gue: “Tapi Nikita anak crazy rich! Kalo dia ilang, negara bisa disalahin!”
Kapten Novi: “Negara gak takut sama duit. Balik.”
Gue matiin HT.
“SORRY KAPTEN. GUE PILIH PAKE HATI.”
Gaspol. Motor listrik gue keluar jurus turbo (walau pas tanjakan sempet ngeden). Gue makin deket ke van. Buka ritsleting rompi. Siap narik pistol.
Tapi anak buah Joker nembakin granat flashbang ke jalan.
BLEDUKK!!!
Motor gue oleng, nabrak tiang warteg.
Gue nyungsep ke spanduk promo “Bubur Ayam Gratis Buat Yang Lagi Putus”.
***
BELOKAN PABRIK TUA – 2 MENIT KEMUDIAN
Van itu ilang. Joker dan Nikita... lolos.
Gue berdiri pelan, masih sempoyongan. Tangan gue luka. Nafas gue berat. Dunia kayak nge-lag.
Dan dari kejauhan…
“KANDAAAAA!!”
Gue noleh.
MUTHIAH.
Naik motor listrik cadangan, pake helm lucu bentuk strawberry, matanya merah, wajahnya panik.
Dia turun, langsung meluk gue sekuat tenaga.
“Aku takut kamu kenapa-kenapa...” katanya sambil nangis.
Gue peluk balik. “Aku gapapa... Joker lolos. Tapi yang penting kamu gapapa... Dinda. .”
Dia nangis di dada gue.
Dan itu momen paling tenang malam itu…
SAMPAI…
“SERSSSAAAAN ADEPUTERA!”
BRUK! BRUK!
Lima prajurit bersenjata lengkap, pake seragam khusus, muncul dari balik pabrik.
“KAMU MELANGGAR PERINTAH LANGSUNG! LEPASKAN SENJATA DAN ANGKAT TANGAN!”
Gue kaget. “Serius?? Gue baru aja nyelamatin warga sipil!”
“ATAS PERINTAH KAPTEN NOVI, KAMU DITAHAN UNTUK PENYELIDIKAN INTERNAL!”
Gue belum sempat ngomong, tangan gue langsung diborgol.
Mutiah megangin lengan gue sambil nangis.
“KALIAN SALAH ORANG! DIA PAHLAWAN!!”
Prajurit tetap cuek.
Gue cuma bisa senyum kecil, liat wajah Mutiah.
“Tenang… aku akan balik. Setelah semua ini kelar.”
Gue masuk mobil militer.
Sementara di tempat lain…
VAN HITAM NAIK KE FERRY GELAP.
Joker duduk sambil nyalain rokok, ketawa kecil.
Nikita, masih diikat, ngedumel:
“Gue disekap tapi tetep glowing. Astaga... tolong gue Ade... please.”
TO BE CONTINUED...
Posting Komentar