. G-F58WFYGPSM Komodo jatuh cinta eps 69 (Extreme)

Komodo jatuh cinta eps 69 (Extreme)

Table of Contents



DALAM MOBIL MILITER – MALAM MULAI DINGIN


Gue duduk di tengah, tangan masih diborgol. Dua prajurit duduk di samping gue: Kopral Ari dan Pratu Fery.


Sunyi. Hanya suara mesin dan denting borgol yang goyang pelan-pelan.


Kopral Ari:

“Maafkan kami, Sersan. Kami hanya menjalankan perintah Kapten Novi…”


Pratu Fery:

“Bahkan saya juga nggak paham kenapa kami disuruh begini, Sersan. Rasanya ada yang gak beres.”


Gue senyum kecut. Tatap jalanan gelap di depan.


Gue:

“Udah. Nggak apa-apa. Kalian udah lakukan tugas kalian dengan baik. Ini bukan salah kalian.”


Pratu Fery:

“Tapi... kalau calon istri Sersan diculik Joker... dan Joker itu mantan militer juga, sama kayak kita... apa yang akan Sersan lakukan?”


Gue diem. Pandangin lampu jalan satu per satu.

“Gue akan cari. Dengan atau tanpa izin siapapun.”



***


MARKAS – RUANGAN KAPTEN NOVI


Gue baru nyampe, baru berdiri tegak buat hormat...


PLAKK!!


Satu tamparan ke pipi kiri.


PLAKKK!!


Satu lagi ke pipi kanan.

Kepala gue oleng kayak habis nyedot es kelapa expired.


Kapten Novi:

“Kamu pikir kamu siapa, hah?! Sersan gila?! Melawan perintah atasan?!”


Gue:

“Maaf, Kapten. Tapi warga sipil disandera. Saya nggak bisa diem.”


Kapten Novi (marah):

“Bukan urusanmu untuk ambil keputusan sendiri! Kamu bukan pahlawan! Ini militer, bukan film action murahan!”


Dia melempar map ke meja. Mata tajam. Tapi...

Gue liat sesuatu di matanya. Bukan cuma marah. Ada dendam.


Gue beraniin nanya pelan.


Gue:

“Kamu benci sama Nikita ya...?”


Kapten Novi diem.

Beberapa detik. Terus... dia senyum sinis.


“Waktu SMA... Dia ngerebut cowo yg aku suka.”


Gue:

“Jadi... ini balas dendam masa lalu?”


Kapten Novi:

“Dan kamu... kamu cuma bidak kecil di papan catur ini, Ade. Aku punya rencana sendiri. Jangan ganggu.”


Gue bengong.

Dia ngedekat.

Bisik pelan:

“Kalau kamu nekat, kamu bukan cuma kehilangan pacar. Tapi karier. Dan mungkin... hidup.”



***


MARKAS – HALAMAN DEPAN – BEBERAPA SAAT KEMUDIAN


Gue keluar, muka gue masih berasa kayak habis ikut lomba ditampar tanpa alat pelindung. Di depan gerbang...


Sebuah mobil Bentley item doff udah nunggu.


Supir buka pintu belakang.


Dan di dalam...

Papa Nikita.

Setelan jas Armani. Jam tangan lebih mahal dari rumah gue. Mata tajam, rambut rapi, dan muka yang selalu keliatan kayak bisa bikin siapa pun berhenti bernapas.


Gue masuk tanpa basa-basi. Duduk.


Papa Nikita:

“Kamu sayang sama anak saya?”


Gue diem.

“Sayang.”


Papa Nikita:

“Lalu kenapa kamu biarin dia dibawa penjahat begitu aja?”


Gue:

“Saya kejar, Pak. Tapi dihentikan.”


Papa Nikita (dingin):

“Saya gak percaya lagi sama prosedur militer kalian.”


Dia buka tablet.

Muncul foto-foto tentara bayaran. Pasukan khusus. Persenjataan lengkap.

Lalu dia tatap gue.


Papa Nikita:

“Saya kasih waktu 3x24 jam. Kalau gak ada tindakan dari militer... saya akan bertindak sendiri.”


Gue:

“Dengan tentara bayaran?”


Papa Nikita:

“Saya sudah siapkan. Joker gak akan nyentuh satu helai rambut anak saya lagi. Tapi kalau kamu mau ikut... saya bisa bantu. Di luar jalur resmi.”


Gue liat matanya.

Gue tau...

Ini bukan lagi soal cinta.

Ini soal harga diri. Soal nyawa.


Papa Nikita:

“Kalau kamu laki-laki, buktikan. Jangan cuma bisa peluk-peluk cewek di kos.”


TO BE CONTINUED...


1 komentar

Comment Author Avatar
Anonim
9 Juli 2025 pukul 19.07 Delete
wow keren , movie wkwkw