. G-F58WFYGPSM Komodo Jatuh Cinta eps 97

Komodo Jatuh Cinta eps 97

Table of Contents

Mohon maaf kalo agak telat posting, karna sibuk banget kerjaan di bandara baru. 


PAGI HARI DI KAMAR VIP RUMAH SAKIT.

Suara burung, sinar matahari nembus tirai, dan… suara ribut pelan kayak orang debat skripsi.


Boy (dari pojokan, sambil makan roti):

“Wah, pagi-pagi udah ada rapat cinta. Ini RS apa FTV?”


Yanita (rekam pakai HP):

“FTV real time, Boy. Season dua dimulai.”


 DOKTER DAN STRATEGI DAMAI


Dokter (capek tapi berusaha tenang):

“Baik, karena kemarin kita hampir kehilangan pasien bukan karena penyakit tapi karena overdosis drama, hari ini saya minta ketenangan.”


Nikita (nyengir manis tapi tajam):

“Tenang, Dok. Saya cuma bawa vitamin buat Ade.”


Mutiah (bawa termos bunga):

“Saya juga, Dok. Tapi ini teh herbal penenang hati.”


Boy (melongo):

“Vitamin dan teh? Ini mau nyembuhin pasien apa nyembuhin hubungan?”


Dokter:

“Pokoknya nggak ada surat cinta, nggak ada puisi, nggak ada kompetisi.”


Gue (menghela napas lega):

“Alhamdulillah… akhirnya hari damai.”

.. 

... 


DAMAI YANG CUMA 3 MENIT


Tiba-tiba Nikita buka kotak kecil berisi kapsul warna pink.


Nikita (senyum menggoda):

“Ini vitamin cinta, Dok. Komposisinya 100% perhatian dan 0% basa-basi.”


Mutiah (menatap sinis):

“Lucu juga. Tapi aku yakin cinta sejati nggak dikapsulin. Aku lebih suka yang alami — diseduh pakai kesabaran.”


Gue (panik):

“Yaa ampun, mulai lagi…”


Dokter (menepuk dahi):

“Saya harus minta cuti.”


Boy (nahan tawa):

“Cuti? Gue aja mau pindah agama dulu bentar biar nggak ikut perang ini.”

... 



TES VITAL CINTA


Dokter (sadar ide gila mungkin bisa bantu):

“Baik, kalau kalian mau berdebat, kita adakan tes cinta rasional. Siapa yang bisa bantu pasien pulih tanpa bikin tekanan darah naik, dia yang menang.”


Nikita:

“Deal.”


Mutiah:

“Siap, Dok.”


Gue (pelan):

“dog.. Kenapa rasanya kayak gue yang jadi kelinci percobaan?”

.. 

... 


TES 1: Suapin Obat.

Nikita dan Mutiah saling tatap kayak duel Final Fantasy.


Nikita: gaya elegan, sendok diangkat dengan aura model iklan sirup.


Mutiah: lembut banget, tapi tiap gerakannya kayak doa.


Gue (bingung):

“Eeh… jadi siapa yang nyuapin ini?”


Nikita:

“Gue aja, biar cepat.”

Mutiah:

“Tidak, aku biar pelan tapi berkesan.”


Sendok nyaris nabrak di udara.

Boy:

“WOI WOI! Itu obat, bukan pesawat duel!”



TES 2: Hiburan Pasien.

Dokter kasih tantangan: “Siapa yang bisa bikin pasien tertawa duluan.”


Nikita langsung nyanyi lagu cinta versi tegar. 

Mutiah baca pantun lembut:


“Pagi cerah di taman bunga,

hati berdebar rasa bersemi.

Kalau cinta datangnya dari jiwa,

tak perlu TikTok buat bukti.”


Boy (tepuk tangan):

“BAM! Punchline halus tapi menusuk, bro!”


Nikita (ngedumel):

“Fine. Tapi gue punya senjata pamungkas.”

Dia buka tablet — ada slideshow foto mereka berdua.

“Kenangan kita, Ade.”

Gue (pelan, malu):

“Itu waktu aku botak kena prank temen…”


Mutiah:

“Lucu, tapi di balik tawa itu ada luka… yang belum sembuh.”


Dokter (teriak):

“UDAAHH! Saya cuma mau periksa luka jahitan, bukan luka batin!”

.. 

... 


PELERAI KEKACAUAN


Suster masuk bawa troli.

Di atasnya: puding stroberi bentuk hati.


Suster:

“Ini dari dapur. Katanya buat pasien khusus.”


Nikita & Mutiah (bareng):

“Itu dari aku!”


Boy (nunduk sambil ngakak):

“HAHAHAHA! Bahkan puding pun rebutan sponsor!”


Yanita (rekam terus):

“Episode ini bakal viral. Judulnya: Ketika Vitamin Cinta Bikin Hipertensi.”


ENDING – SUASANA TENANG LAGI


Setelah ribut panjang, akhirnya semua duduk di kursi masing-masing.

Gue diam, setengah lelah setengah geli.


Gue:

“Gue janji abis sembuh, gue pindah rawat jalan aja. Rawat hati di sini terlalu berisiko.”


Dokter (sambil catat hasil pemeriksaan):

“Catatan saya: pasien stabil, tapi lingkungan sekitar butuh terapi kelompok.”


Boy (angkat tangan):

“Dok, kalau ada kelas terapi cinta, saya daftar jadi moderator aja.”


Semua ketawa. Kamera pelan zoom out.

Cahaya sore masuk jendela, semua tampak damai… untuk sementara.

“Kadang luka sembuh, tapi drama tetap berlanjut.”




To be continued

Posting Komentar